Rabu, 29 Maret 2017

FRASE


FRASE
1. PENGERTIAN
Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur-unsur klausa.
Contoh:
(1)    Gedung sekolah itu
(2)    Yang sedang membaca
(3)    Akan pergi

Frase mempunyai dua sifat yaitu:
1)      Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.
2)      Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas-batas fungsi unsur klausa, maksudnya frase itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa, yaitu S, P, O, PEL, atau KET.



Unsur frase dapat berupa kata atau berupa frase. Yang berupa kata misalnya baju baru. Frase ini terdiri dari dua kata yaitu baju dan baru. Pada frase baju baru anak itu unsurnya berupa frase semua. Frase ini terdiri atas frase baju baru dan frase anak itu.

Satuan gramatik seperti rumah sakit  dan  lomba tari  tidak termasuk satuan frase melainkan satuan kata yang disebut kata majemuk. Karena kata majemuk memiliki ciri sebagai berikut:
(1)    Salah satu atau semua unsurnya berupa pokok kata.
(2)    Unsur-unsurnya tidak mungkin dipisahkan atau diubah strukturnya.

2. MACAM-MACAM FRASE

A.            Frase Endosentrik dan Frase Eksosentrik

A.1 Frase Endosentris
Frase endosentris adalah frase yang hasil distribusi unsur-unsurnya menghasilkan jenis frase yang sama dengan salah satu atau kedua unsure pembentuknya. Contoh frase buku baru (frase benda) dibentuk dari kata buku (benda) dan kata baru (sifat). Frase suami istri (frsae benda) dari kata suami (benda) dan kata istri (benda)
Frase endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan:
(1)    Frase endosentrik yang koordinatif
Frase ini terdiri dari unsur-unsur yang setara, kesetaraannya dapat dibuktikan oleh kemungkinan unsur tersebut dihubungkan dengan kata dan atau atau; contoh:
a)      Rumah pekarangan
b)      Suami istri
c)       Dua tiga (hari)
d)      Ayah ibu
               
(2)    Frase endosentrik yang atributif
Frase ini terdiri dari  unsur-unsur yang tidak setara, karena itu unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan dengan kata hubung dan atau atau; contoh:
a)      Pembangungan lima tahun
b)      Sekolah inpres
c)       Pekarangan luas
d)      Orang itu
e)      Malam ini

(3)    Frase endosentrik yang apositif
Dalam frase ini, salah satu unsur frase apabila dihilangkan tidak merubah maksud atau tujuan dari frase tersebut; contoh:
a)      Ambarawa, kota Palagan
b)      Malang, kota apel
c)       Dwi Andriyani, siswi teladan

A.2. Frase Eksosentris
Frase eksosentris adalah frase yang hasil distribusi unsur-unsur pembentuknya menghasilkan jenis frase yang tidak sama dengan salah satu atau kedua unsur pembentuknya. Contohnya frase di perpustkaan (frase adverbia/keterangan) terdiri dari kata depan di (preposisi) dan perpustakaan (benda). Termasuk ke dalam jenis frase eksosentris adalah frase idiomatis seperti kambing hitam, meja hijau, membanting tulang, dan sebagainya.

B. Frase Nominal, Frase Verbal, Frase Bilangan, Frase Keterangan,dan Frase Depan

         Frase ini didasarkan atas persamaan distribusi dengan golongan atau kategori kata.

1. Frase nominal
Ialah frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata nominal. Persamaan itu dapat diketahui dengan jelas dari contoh berkikut:
a)      Ia membeli baju  baru 
b)      Ia membeli baju
Frase baju baru dalm klausa di atas mempunyai distribusi yang sama dengan kata baju, kata baju termasuk dalam ketegori frase nominal, contoh yang lain:
a)      Mahasiswa lama            
b)      Gedung sekolah
c)       Kapal terbang itu            
        
Secara ketegorial, frase nominal mungkin terdiri dari:
a.       N diikuti dengan N, maksudnya frase nominal sebagai UP dikuti dengan frase nominal sebagai UP atua Atr; contoh :
a)      Cincin emas
b)      Perusahaan batik
c)       Kapal terbang itu

b.      N diikuti Adj, maksudnya kata atau frase nominal sebagai UP, diikuti kata atau frase Adjektif sebagai Atr;  misal:
a)      Mahasiswa lama
b)      Acara terakhir  
c)       Rumah baru

c.       N diikuti Bil, maksudnya terdiri dari kata atau        frase nominal sebagai UP, diikuti frase bilangan atau kata sebagai Atr; misal:
a)      Petani dua orang
b)      Telur tiga butir
d.      N diikuti dengan ket, maksudnya frase nominal sebagai UP, diikuti frase keterangan sebagai Atr; misal :
a)      Koran kemarin pagi
b)      Orang  tadi

e.      N diikuti FD, maksudnya terdiri dari  kata atau frase nominal sebagai UP, diikuti frase depan sebagai Atr; misal :
a)      Beras dari Delanggu
b)      Payung dari Ambarawa
c)       Apel dari Malang
d)      Kadal dari Pemalang

f.        N didahului Bil, maksudnya terdiri dari kata atau frase nominal sebagai UP, didahului oleh kata atau frase bilangan sebagai Atr; misal :
a)      Dua kertas kerja
b)      Lima kadal Pemalang
c)       Enam siswa dari Malang

g.       N didahului Sd, maksudnya terdiri dari kata atau frase nominal sebagai UP didahului oleh kata sandang sebagai Atr; misal :
a)      Si Kancil
b)      Si Dwi
c)       Si Liliek

h.      yang diikuti N, maksudnya terdiri dari kata yang sebagai penanda, diikuti kata atau frase nominal sebagai aksisnya; misal :
a)      yang ini
b)      yang itu

i.         yang diikuti V, maksudnya terdiri dari kata yang sebagai penanda, diikuti kata atau frase verbal sebagai aksisnya; misal :
a)      yang akan mengajar
b)      yang sangat hebat
c)       yang bercelana panjang

j.        yang diikuti Bil, maksudnya terdiri dari kata yang sebagai penanda, diikuti kata atau frase bilangan sebagai aksisnya; misal :
a)      yang dua
b)      yang tiga buah
c)       yang kelima puluh

k.       yang diikuti Ket, maksudnya terdiri dari kata yang sebagai penanda diikuti kata atau frase keterangan; misal :
a)      yang kemarin siang
b)      yang tadi

l.         yang dikuti FD, mkasudnya terdiri dari kata yang sebagai penanda diikuti frase depan sebagai aksisnya; misal :
a)      yang dari Jepang
b)      yang ke Ambarawa
c)       yang untuk Febrianto

2. Frase Verbal
Ialah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata kerja.
Contoh:
Dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru di perpustakaan
Dua orang mahasiswa – membaca buku baru di perpustakaan
Pada kalimat di atas frase sedang membaca mampunyai distribusi yang sama dengan kata membaca.
Contoh yang lain misalnya:
Akan pergi, sudah datang, sering lari, hitam lagi kelam.

3. Frase Bilangan
Ialah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan.
Contoh: Dua buah (rumah)
                Frase dua buah merupakan frase bilangan.
Selain itu terdapat juga frase bilangan yang terdiri dari kata bilangan disertai kata tambah.
Contoh:
a)      Hanya Satu
b)      Sepuluh  saja

4. Frase Keterangan
Ialah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan.
Contoh:
Tadi malam Adin menghadiri rapat
Frase tadi  malam merupakan frase keterangan (waktu)
Yang termasuk dalam kata keterang yang lain yaitu: kemarin, tadi, nanti, besok, lusa, sekarang.
Contohnya dalam frase yaitu:
Kemarin pagi, nanti sore.

5. Frase Depan
Ialah frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau frase sebagai aksisnya.
Contoh:  di sebuah rumah
                  dengan damai
Frase di sebuah rumah terdiri dari kata depan di sebagai penanda dan frase sebuah rumah sebagai aksisnya.

3. HUBUNGAN MAKNA ANTARUNSUR-UNSUR FRASE

A. Hubungan Makna antarunsur-unsur Frase Verbal.
Pertemuan antarunsur-unsur dalam frase menimbulkan makna, dan dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hubungan makna sebagai berikut:
1. Penjumlahan
 Contoh:  makan dan minum
   hitam lagi kelam
     cantik molek
   2. Pemilihan
       Contoh:    besar atu kecil
kaya miskin (kaya atau miskin)
   3. Ragam
       Contoh:   mungkin sedang mandi
pasti naik
sanggup mengantarkan
Menyatakan makna kemungkinan, kemampuan, kepastian, keinginan, kesediaan, keharusan, dan keiziinan.
   4. Negatif
       Contoh: tidak malu
                     belum diputuskan
Kata negatif bukan dipakai untuk menyatakan sangkalan terhadap perbuatan atau keadaan lain, sedangkan kata belum dipakai apabila perbuatan itu akan dilakukan pada waktu yang lain.
5. Aspek
Contoh: akan dijual
              Akan menulis buku
Menyatakan berlangsungnya perbuatan,  baik itu sedang berlangsung, akan berlangsung,sudah berlangsung, dan sebagainya.

            6. Tingkat
                 Contoh:     kurang cakap
                                 terlalu manis

B. Hubungan Makna Antar Unsur-unsur Frase Nominal.
                1. Penjumlahan
                    Contoh: suami (dan) istri
                                 pembinaan dan pengembangan
                2. Pemilihan
                    Contoh: Febri atau Fahmi
                                ayah (atau) ibu
                3. Kesamaan
                    Contoh: Ibu Mega, Presiden RI
                                Teman saya, Dwi
                4. Penerang
                    Contoh: pohon rindang
                                binatang buas
                5. Pembatas
                    Contoh: jendela rumah
                                anggota OSIS
                6. Penentu atau Penunjuk
                    Contoh: mahasiswa yang rajin itu
                                pemilu itu

                7. Jumlah
                    Contoh: dua orang murid
                                lima kilogram beras ketan
                8. Sebutan
                    Contoh: Dr. Andriyani
                                Kak Hilman

C. Hubungan Makna Antar Unsur Frase Depan.
Kata depan manandai berbagai makna. Diantaranya ialah:
                1. Keberadaan.
                    Contoh: di sebuah rumah
                2. Cara
                    Contoh: dengan sangat tenang
                3. Permulaan
                    Contoh: dari lima
                                sejak tadi pagi

4. PENGGUNAAN FRASE
Frase dapat menggantikan kata sebagai unsur yang membentuk kalimat. Frase benda dapat menjadi unsur subjek atau objek, frase benda menjadi unsur predikat, frase sifat menjadi unsur predikat, dan frase preposisi serta frase keterangan menjadi unsur keterangan. Oleh karena itu, maka:
(1)    Kata-kata yang menjadi unsur sebuah frase tidak boleh dipisahkan dari kesatuannya. Contoh:
à Mbah Mie / tidak mungkin datang / besok pagi.
à Tidak mungkin datang / mbah Mie / besok pagi.
à Besok pagi / mbah Mie / tidak mungkin datang.
(2) Frase-frase yang menjadi unsur perluasan frase yang lain harus selalu terletak dekat frase yang diperluasnya.
      Contoh:
à Tindakan-tindakan teror menyebabkan para penduduk merasa terancam dengan keluarganya
(3) Di depan subjek tidak boleh ada kata depan atau preposisi, karena subjek tersebut haruslah sebuah kata benda atau frase benda. Contoh:
à Para penumpang membayar dengan uang pas.

5. FRASE AMBIGU
Salah satu faktor yang menyebabkan sebuah kalimat menjadi ambigu ialah karena terdapat frase yang bermakna ganda. Contoh frase yang ambigu adalah:
à       Ayah ibu saya telah menjadi anggota koperasi.
à       Istri Gubernur yang sakit itu meminjam uang kepada koperasi.

6. TIPE-TIPE HUBUGAN FRASE
Tipe A:kompositum subordinatif substantif.
Kompositum ini tidak mempunyai penghubung berupa partikel atau afiks di antara komponen-komponennya.

Tipe ini mempunyai 19 sub tipe.
Tipe A1:  A bagian dari B
contoh:    Anak tangga
                Biang keladi
                Pantat periuk

Tipe A2: B di-A-kan
Contoh:                lempar cakram
                Cuci otak
                Bina raga

Tipe A3: A  yang di-B-kan
Contoh:                Kambing guling
                Kopi tubruk
                Sambal uleg

Tipe A4: A dengan B
Contoh:                Loncat galah
                Terjun payung
                Tusuk jarum

Tipe A5: A  secara B
Contoh:                Cetak biru
                Loncat indah
                Hukum gantung

Tipe A6: A untuk keperluan B
Contoh:                Tindak lanjut
                Sumpah setia
                Turun minum

Tipe A7: A untuk B
Contoh:                Abu gosok
                Ayam telur
                Rumah makan

Tipe A8: A tempat B
Contoh:                Jalan masuk
                Ruang bedah
                Warung senggol

Tipe A9: A  bersumber pada B
Contoh:                Buah tangan
                Ayah kandung
                Kabar angina

Tipe A10: A ada di B
Contoh:                Bajak laut
                Uang pangkal
                Kapal Laut

Tipe A11: B menerangkan A
Contoh:                Ubi jalar
                Garis lintang
                Bunga rampai

Tipe A12: A memakai B
Contoh:                Nasi telur
                Rem cakram
                Kapal layer

Tipe A13: A menguasai B
Contoh:                Tuan tanah
                Tuan rumah
                Nara sumber

Tipe A14: B berkeadaan A
Contoh:                Salah asuhan
                Tertib nikah
                Wajib militer

Tipe A15: A menghasilkan B
Kompositum  ini juga dapat ditafsirkan A menghilangkan B.
Contoh:                Obat  kuat
                Obat bius
                Obat cacing
                Obat nyamuk

Tipe A16: B terjadi pada A
Contoh:                Musim dingin
                Bulan madu
                Musim durian

Tipe A17: A terjadi pada B
Controh:              Kuliah pagi
                Sembahyang subuh
                Doa pagi

Tipe A18: A berupa B
Contoh:                Utang kepala
                Utang nyawa
                Utang budi
Tipe A19: A bergerak di bidang B
Contoh:                Juru bahasa
                Jago tembak
                Tukang kredit

Tipe B: kompositum subordinatif atributif
Kompositum ini semuanya merupakan kompositum atributif (sebagian besar juga berfungsi secara predikatif). Kompositum terdiri dari 16 sub tipe.
Tipe B1: B dari atau di-X adalah A
Contoh:                Baik budi
                Putus asa
                Tuna susila

Tipe B2: A dari atau di-X adalah B
Contoh:                Kepala dingin
                Mata luyu
                Telinga tipis

Tipe B3: X me-A-kan B atau X ber-A-B
Contoh:                Adu lidah
                Bunuh diri
                Tukar cincin

Tipe B4: X berkeadaan atau melakukan B secara atau dengan A
Contoh:                Buruk sangka
                Salah tafsir
                Salah raba

Tipe B5: X ada dalam keadaan A dalam hal atau dalam hubungan dengan B
Contoh:                Awet muda
                Buta warna
                Siap tempur

Tipe B6: A karena B
Contoh:                Buang air
                Mandi keringat
                Mabuk birahi

Tipe B7: A secara B
Contoh:                Kawin lari
                Mati syahid
                Nikah tamasya

Tipe B8: A sebanyak B
Contoh:                Kembar lima
                Lipat dua
                Istri lima

Tipe B9: A terhadap B
Contoh:                Tahan api
                Kedap air
                Tahan tangan

TipeB10: A serupa B
Contoh:                Bunting kerbau
                Hangat-hangat tahi ayam
                Tua-tua keladi

Tipe B11: A oleh B
Contoh:                Tembus pandang
                Masuk angin
                Banjir uang

Tipe B12: A ke B
Contoh:                Belok kiri
                Pulang kampung
                Turun kandang

Tipe B13: X menjadi B
Contoh:                Jatuh cinta
                Naik haji
                Masuk Islam

Tipe B14: X me-A sehingga Y B
Contoh:                Pukul mundur
                Bumi hangus
                Tembak mati

Tipe B15: X A Y dalam keadaan B
Contoh:                Tahu beres
                Tahu jadi            
                Tangkap basah

Tipe B16: A dari X mempunyai ciri B
Contoh:                Kepala batu
                Otak udang
                Mata keranjang

Tipe C: Kompositum koordinatif
Kompositum ini punya urutan komponen yang tetap dan tidak dapat dibalikkan atau ditukar posisinya. Tipa nii mempunyai 7 sub tipe.
Tipe C1: A sinonim B
Contoh:                Ijab kabul
                Bujuk rayu
                Pucat pasi

Tipe C2: A dan B saling melengkapi
Contoh:                Asal usul
                Zakat fitrah
                Lemah gemulai

Tipe C3: A beroposisi dengan B
Contoh:                Kawin cerai
                Suka duka
                Panas dingin

Tipe C4: A pria B wanita
Contoh:                Mama papa
                Putra putri
                Hadirin hadirat

Tipe C5: A lebih tua daripada B
Contoh:                Anak cucu
                Tua muda
                Kakak adik
Tipe C6: B akibat A
Contoh:                Tua bangka
                Merah padam
                Harum mewangi

Tipe C7: A lalu B
Contoh:                Tabrak lari
                Peluk cium
                Tokcer

Tipe D: Kompositum berproleksem
Kompositum ini mencakup gabungan proleksem dan leksem
Contoh:               
                Anasional
                Asusila
               
                Ekaprasetya
                Ekasila

Tipe E: kompositum sintesis.
Kompositum ini terjadi dari bentuk yang secara morfologis terikat dan bentuk yang secara morfologis bebas, atau bentuk terikat dan bentuk terikat.
Contoh:               
> Kompositum bentuk terikat + bentuk bebas
                Geofisika
                Dekameter
> kompositum bentuk terikat + bentuk terikat
                eksogami
                psikologi
               
secara semantis tipe E ini ada 2 jenis, yaitu hubungan koordinatif dan subkoordinatif


Keterangan:
N=Nomina
V = verba
Bil = bilangan
Atr. = atribut
UP = Unsur Pusat
FD = Frase depan
Sd = Kata sandang


Daftar Pustaka

Ramlan,M. 1987. Sintaksis. Yogyakarta: CV

Kridalaksana,Harimurti.1989.Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.

0 komentar:

Posting Komentar