FRASE
1. PENGERTIAN
Frase adalah satuan gramatik yang
terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur-unsur
klausa.
Contoh:
(1)
Gedung sekolah itu
(2)
Yang sedang membaca
(3)
Akan pergi
Frase mempunyai dua sifat yaitu:
1)
Frase merupakan
satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.
2)
Frase merupakan
satuan yang tidak melebihi batas-batas fungsi unsur klausa, maksudnya frase itu
selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa, yaitu S, P, O, PEL, atau KET.
Unsur frase dapat berupa kata atau
berupa frase. Yang berupa kata misalnya baju
baru. Frase ini terdiri dari dua kata yaitu
baju dan baru. Pada frase baju
baru anak itu unsurnya berupa frase semua. Frase ini
terdiri atas frase baju baru
dan frase anak itu.
Satuan gramatik seperti rumah sakit dan lomba tari tidak termasuk satuan frase melainkan satuan
kata yang disebut kata majemuk. Karena kata majemuk memiliki ciri sebagai
berikut:
(1)
Salah satu atau
semua unsurnya berupa pokok kata.
(2)
Unsur-unsurnya
tidak mungkin dipisahkan atau diubah strukturnya.
2. MACAM-MACAM FRASE
A.
Frase Endosentrik dan Frase Eksosentrik
A.1 Frase
Endosentris
Frase endosentris adalah frase yang hasil distribusi unsur-unsurnya
menghasilkan jenis frase yang sama dengan salah satu atau kedua unsure
pembentuknya. Contoh frase buku baru (frase benda) dibentuk dari kata buku
(benda) dan kata baru (sifat). Frase suami istri (frsae
benda) dari kata suami (benda) dan kata istri (benda)
Frase
endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan:
(1) Frase endosentrik yang koordinatif
Frase ini
terdiri dari unsur-unsur yang setara, kesetaraannya dapat dibuktikan oleh
kemungkinan unsur tersebut dihubungkan dengan kata dan atau atau;
contoh:
a)
Rumah pekarangan
b)
Suami istri
c)
Dua tiga (hari)
d)
Ayah ibu
(2) Frase endosentrik yang atributif
Frase ini
terdiri dari unsur-unsur yang tidak
setara, karena itu unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan dengan kata hubung dan
atau atau; contoh:
a)
Pembangungan lima tahun
b)
Sekolah inpres
c)
Pekarangan luas
d)
Orang itu
e)
Malam ini
(3) Frase endosentrik yang apositif
Dalam
frase ini, salah satu unsur frase apabila dihilangkan tidak merubah maksud atau
tujuan dari frase tersebut; contoh:
a)
Ambarawa, kota Palagan
b)
Malang, kota apel
c)
Dwi Andriyani, siswi
teladan
A.2. Frase
Eksosentris
Frase eksosentris adalah frase yang hasil distribusi
unsur-unsur pembentuknya menghasilkan jenis frase yang tidak sama dengan salah
satu atau kedua unsur pembentuknya. Contohnya frase di perpustkaan (frase adverbia/keterangan) terdiri dari kata depan di
(preposisi) dan perpustakaan (benda). Termasuk ke dalam jenis frase
eksosentris adalah frase idiomatis
seperti kambing hitam, meja hijau, membanting tulang, dan sebagainya.
B. Frase Nominal, Frase Verbal, Frase
Bilangan, Frase Keterangan,dan Frase Depan
Frase ini
didasarkan atas persamaan distribusi dengan golongan atau kategori kata.
1. Frase nominal
Ialah
frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata nominal. Persamaan itu dapat diketahui dengan jelas dari contoh
berkikut:
a) Ia membeli baju baru
b) Ia membeli baju
Frase baju
baru dalm klausa di atas mempunyai distribusi yang sama dengan kata baju, kata baju termasuk dalam
ketegori frase nominal, contoh yang lain:
a) Mahasiswa lama
b) Gedung sekolah
c)
Kapal terbang itu
Secara
ketegorial, frase nominal mungkin
terdiri dari:
a.
N diikuti
dengan N, maksudnya frase nominal
sebagai UP dikuti dengan frase nominal sebagai UP atua Atr; contoh :
a) Cincin emas
b) Perusahaan batik
c) Kapal terbang itu
b.
N diikuti Adj, maksudnya kata atau frase nominal
sebagai UP, diikuti kata atau frase Adjektif
sebagai Atr; misal:
a) Mahasiswa lama
b) Acara terakhir
c) Rumah baru
c.
N diikuti
Bil, maksudnya terdiri dari kata atau frase nominal sebagai UP, diikuti frase
bilangan atau kata sebagai Atr; misal:
a) Petani dua orang
b) Telur tiga butir
d.
N diikuti
dengan ket, maksudnya frase nominal sebagai UP, diikuti frase keterangan
sebagai Atr; misal :
a) Koran kemarin pagi
b) Orang
tadi
e.
N diikuti FD, maksudnya terdiri dari kata atau frase nominal sebagai UP, diikuti
frase depan sebagai Atr; misal :
a)
Beras dari Delanggu
b)
Payung dari Ambarawa
c)
Apel dari Malang
d)
Kadal dari Pemalang
f.
N didahului Bil, maksudnya terdiri dari kata atau
frase nominal sebagai UP, didahului oleh kata atau frase bilangan sebagai Atr;
misal :
a)
Dua kertas kerja
b)
Lima kadal Pemalang
c)
Enam siswa dari Malang
g.
N didahului Sd, maksudnya terdiri dari kata atau
frase nominal sebagai UP didahului oleh kata sandang sebagai Atr; misal :
a) Si Kancil
b) Si Dwi
c) Si Liliek
h.
yang diikuti N, maksudnya terdiri dari kata yang sebagai penanda, diikuti
kata atau frase nominal sebagai aksisnya; misal :
a) yang ini
b) yang itu
i.
yang
diikuti
V, maksudnya terdiri dari kata yang sebagai penanda, diikuti kata atau
frase verbal sebagai aksisnya; misal :
a)
yang akan mengajar
b)
yang sangat hebat
c)
yang bercelana panjang
j.
yang diikuti Bil,
maksudnya terdiri dari kata yang sebagai
penanda, diikuti kata atau frase bilangan sebagai aksisnya; misal :
a) yang dua
b) yang tiga buah
c) yang kelima puluh
k.
yang diikuti Ket, maksudnya terdiri dari kata yang
sebagai penanda diikuti kata atau frase keterangan; misal :
a) yang kemarin siang
b) yang tadi
l.
yang dikuti FD, mkasudnya terdiri dari kata yang sebagai penanda diikuti
frase depan sebagai aksisnya; misal :
a)
yang dari Jepang
b)
yang ke Ambarawa
c) yang untuk Febrianto
2. Frase Verbal
Ialah
frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata kerja.
Contoh:
Dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru
di perpustakaan
Dua orang
mahasiswa – membaca buku baru di perpustakaan
Pada
kalimat di atas frase sedang membaca
mampunyai distribusi yang sama dengan kata membaca.
Contoh
yang lain misalnya:
Akan pergi, sudah datang, sering lari, hitam
lagi kelam.
3. Frase Bilangan
Ialah
frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan.
Contoh: Dua buah (rumah)
Frase dua buah merupakan frase bilangan.
Selain itu
terdapat juga frase bilangan yang terdiri dari kata bilangan disertai kata
tambah.
Contoh:
a) Hanya Satu
b) Sepuluh
saja
4. Frase Keterangan
Ialah
frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan.
Contoh:
Tadi malam Adin menghadiri rapat
Frase tadi malam merupakan frase keterangan (waktu)
Yang
termasuk dalam kata keterang yang lain yaitu: kemarin, tadi, nanti, besok, lusa, sekarang.
Contohnya
dalam frase yaitu:
Kemarin pagi, nanti sore.
5. Frase Depan
Ialah
frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda,
diikuti oleh kata atau frase sebagai aksisnya.
Contoh: di
sebuah rumah
dengan damai
Frase di
sebuah rumah terdiri dari kata depan di sebagai penanda dan frase sebuah rumah
sebagai aksisnya.
3. HUBUNGAN MAKNA ANTARUNSUR-UNSUR
FRASE
A. Hubungan Makna antarunsur-unsur
Frase Verbal.
Pertemuan antarunsur-unsur dalam frase
menimbulkan makna, dan dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hubungan makna
sebagai berikut:
1.
Penjumlahan
Contoh: makan dan minum
hitam lagi kelam
cantik molek
2.
Pemilihan
Contoh: besar atu kecil
kaya miskin (kaya atau miskin)
3. Ragam
Contoh: mungkin sedang mandi
pasti naik
sanggup mengantarkan
Menyatakan makna kemungkinan, kemampuan,
kepastian, keinginan, kesediaan, keharusan, dan keiziinan.
4. Negatif
Contoh: tidak malu
belum
diputuskan
Kata negatif bukan dipakai untuk menyatakan sangkalan terhadap perbuatan atau keadaan
lain, sedangkan kata belum dipakai apabila perbuatan itu akan dilakukan pada waktu yang lain.
5. Aspek
Contoh: akan dijual
Akan menulis buku
Menyatakan berlangsungnya perbuatan,
baik itu sedang berlangsung, akan berlangsung,sudah berlangsung, dan
sebagainya.
6. Tingkat
Contoh: kurang cakap
terlalu manis
B. Hubungan Makna Antar Unsur-unsur
Frase Nominal.
1.
Penjumlahan
Contoh: suami (dan) istri
pembinaan dan pengembangan
2. Pemilihan
Contoh:
Febri atau Fahmi
ayah
(atau) ibu
3.
Kesamaan
Contoh: Ibu Mega, Presiden RI
Teman
saya, Dwi
4.
Penerang
Contoh: pohon rindang
binatang
buas
5.
Pembatas
Contoh: jendela rumah
anggota
OSIS
6.
Penentu atau Penunjuk
Contoh: mahasiswa yang rajin itu
pemilu itu
7.
Jumlah
Contoh: dua orang murid
lima kilogram beras ketan
8. Sebutan
Contoh: Dr. Andriyani
Kak
Hilman
C. Hubungan
Makna Antar Unsur Frase Depan.
Kata depan manandai berbagai makna.
Diantaranya ialah:
1.
Keberadaan.
Contoh: di sebuah rumah
2.
Cara
Contoh: dengan sangat tenang
3.
Permulaan
Contoh: dari lima
sejak
tadi pagi
4. PENGGUNAAN FRASE
Frase dapat
menggantikan kata sebagai unsur yang membentuk kalimat. Frase benda dapat
menjadi unsur subjek atau objek, frase benda menjadi unsur predikat, frase
sifat menjadi unsur predikat, dan frase preposisi serta frase keterangan
menjadi unsur keterangan. Oleh karena itu, maka:
(1) Kata-kata yang menjadi unsur
sebuah frase tidak boleh dipisahkan dari kesatuannya. Contoh:
à Mbah Mie / tidak mungkin
datang / besok pagi.
à Tidak mungkin datang / mbah
Mie / besok pagi.
à Besok pagi / mbah Mie / tidak
mungkin datang.
(2) Frase-frase
yang menjadi unsur perluasan frase yang lain harus selalu terletak dekat frase
yang diperluasnya.
Contoh:
à Tindakan-tindakan teror
menyebabkan para penduduk
merasa terancam dengan keluarganya
(3) Di depan subjek tidak boleh ada kata depan atau preposisi, karena
subjek tersebut haruslah sebuah kata benda atau frase benda. Contoh:
à Para penumpang
membayar dengan uang pas.
5. FRASE AMBIGU
Salah satu faktor
yang menyebabkan sebuah kalimat menjadi ambigu ialah karena terdapat frase yang
bermakna ganda. Contoh frase yang ambigu adalah:
Ã
Ayah ibu saya telah
menjadi anggota koperasi.
Ã
Istri
Gubernur yang sakit itu meminjam uang
kepada koperasi.
6. TIPE-TIPE HUBUGAN FRASE
Tipe A:kompositum subordinatif
substantif.
Kompositum ini tidak mempunyai
penghubung berupa partikel atau afiks di antara komponen-komponennya.
Tipe ini mempunyai 19 sub tipe.
Tipe A1: A
bagian dari B
contoh: Anak tangga
Biang keladi
Pantat periuk
Tipe A2: B di-A-kan
Contoh: lempar
cakram
Cuci otak
Bina raga
Tipe A3: A yang di-B-kan
Contoh: Kambing guling
Kopi tubruk
Sambal uleg
Tipe A4: A dengan B
Contoh: Loncat galah
Terjun payung
Tusuk jarum
Tipe A5: A secara B
Contoh: Cetak biru
Loncat indah
Hukum gantung
Tipe A6: A untuk keperluan B
Contoh: Tindak lanjut
Sumpah setia
Turun minum
Tipe A7: A untuk B
Contoh: Abu
gosok
Ayam telur
Rumah makan
Tipe A8: A tempat B
Contoh: Jalan
masuk
Ruang bedah
Warung
senggol
Tipe A9: A bersumber pada B
Contoh: Buah tangan
Ayah kandung
Kabar angina
Tipe A10: A ada di B
Contoh: Bajak laut
Uang pangkal
Kapal Laut
Tipe A11: B menerangkan A
Contoh: Ubi jalar
Garis lintang
Bunga rampai
Tipe A12: A memakai B
Contoh: Nasi telur
Rem cakram
Kapal layer
Tipe A13: A menguasai B
Contoh: Tuan tanah
Tuan rumah
Nara sumber
Tipe A14: B berkeadaan A
Contoh: Salah asuhan
Tertib nikah
Wajib militer
Tipe A15: A menghasilkan B
Kompositum ini juga dapat ditafsirkan A menghilangkan B.
Contoh: Obat kuat
Obat bius
Obat cacing
Obat nyamuk
Tipe A16: B terjadi pada A
Contoh: Musim dingin
Bulan madu
Musim durian
Tipe A17: A terjadi pada B
Controh: Kuliah pagi
Sembahyang
subuh
Doa pagi
Tipe A18: A berupa B
Contoh: Utang kepala
Utang nyawa
Utang budi
Tipe A19: A bergerak di bidang B
Contoh: Juru bahasa
Jago tembak
Tukang kredit
Tipe B: kompositum subordinatif
atributif
Kompositum ini semuanya merupakan
kompositum atributif (sebagian besar juga berfungsi secara predikatif).
Kompositum terdiri dari 16 sub tipe.
Tipe B1: B dari atau di-X adalah A
Contoh: Baik budi
Putus asa
Tuna susila
Tipe B2: A dari atau di-X adalah B
Contoh: Kepala dingin
Mata luyu
Telinga tipis
Tipe B3: X me-A-kan B atau X ber-A-B
Contoh:
Adu lidah
Bunuh diri
Tukar cincin
Tipe B4: X berkeadaan atau melakukan B secara atau dengan A
Contoh: Buruk
sangka
Salah tafsir
Salah raba
Tipe B5: X ada dalam keadaan A dalam hal atau dalam hubungan dengan B
Contoh: Awet
muda
Buta warna
Siap tempur
Tipe B6: A karena B
Contoh: Buang
air
Mandi
keringat
Mabuk birahi
Tipe B7: A secara B
Contoh: Kawin
lari
Mati syahid
Nikah tamasya
Tipe B8: A sebanyak B
Contoh: Kembar
lima
Lipat dua
Istri lima
Tipe B9: A terhadap B
Contoh: Tahan
api
Kedap air
Tahan tangan
TipeB10: A serupa B
Contoh: Bunting
kerbau
Hangat-hangat
tahi ayam
Tua-tua
keladi
Tipe B11: A oleh B
Contoh: Tembus
pandang
Masuk angin
Banjir uang
Tipe B12: A ke B
Contoh: Belok
kiri
Pulang
kampung
Turun kandang
Tipe B13: X menjadi B
Contoh: Jatuh
cinta
Naik haji
Masuk Islam
Tipe B14: X me-A sehingga Y B
Contoh: Pukul
mundur
Bumi hangus
Tembak mati
Tipe B15: X A Y dalam keadaan B
Contoh: Tahu
beres
Tahu jadi
Tangkap basah
Tipe B16: A dari X mempunyai ciri B
Contoh: Kepala
batu
Otak udang
Mata
keranjang
Tipe C: Kompositum koordinatif
Kompositum ini punya urutan komponen
yang tetap dan tidak dapat dibalikkan atau ditukar posisinya. Tipa nii
mempunyai 7 sub tipe.
Tipe C1: A sinonim B
Contoh: Ijab
kabul
Bujuk rayu
Pucat pasi
Tipe C2: A dan B saling melengkapi
Contoh: Asal
usul
Zakat fitrah
Lemah gemulai
Tipe C3: A beroposisi dengan B
Contoh: Kawin
cerai
Suka duka
Panas dingin
Tipe C4: A pria B wanita
Contoh: Mama
papa
Putra putri
Hadirin
hadirat
Tipe C5: A lebih tua daripada B
Contoh: Anak
cucu
Tua muda
Kakak adik
Tipe C6: B akibat A
Contoh: Tua
bangka
Merah padam
Harum mewangi
Tipe C7: A lalu B
Contoh: Tabrak
lari
Peluk cium
Tokcer
Tipe D: Kompositum berproleksem
Kompositum ini mencakup gabungan
proleksem dan leksem
Contoh:
Anasional
Asusila
Ekaprasetya
Ekasila
Tipe E: kompositum sintesis.
Kompositum ini terjadi dari bentuk yang
secara morfologis terikat dan bentuk yang secara morfologis bebas, atau bentuk
terikat dan bentuk terikat.
Contoh:
> Kompositum bentuk terikat + bentuk
bebas
Geofisika
Dekameter
> kompositum bentuk terikat + bentuk
terikat
eksogami
psikologi
secara semantis tipe E ini ada 2 jenis,
yaitu hubungan koordinatif dan subkoordinatif
Keterangan:
N=Nomina
V = verba
Bil = bilangan
Atr. = atribut
UP = Unsur Pusat
FD = Frase depan
Sd = Kata sandang
Daftar Pustaka
Ramlan,M. 1987. Sintaksis.
Yogyakarta: CV
Kridalaksana,Harimurti.1989.Pembentukan
Kata dalam Bahasa Indonesia.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
0 komentar:
Posting Komentar